NAWACITAMEDIA

CERITA NAWACITAKU

  Ceritaku dengan Nawacitaku.            Memang semua ini sulit bagiku berbagi cerita kepada siapapun. Aku memang bukanlah media yang terken...

Selasa, 10 November 2020

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN ABAD 21

 Karakteristik Peserta Didik Abad 21 

         Saudara mahasiswa, belum selesai pembahasan mengenai generasi milenial, dunia pendidikan kembali harus menyesuaikan dengan kehadiran generasi z yaitu anak-anak yang lahir setelah tahun 1995. Generasi z berada pada rentang usia 14- 19 tahun dan memiliki banyak sebutan seperti generasi I, Generation Next, New Silent Generation, Homelander, generasi youtube, generasi net, dan sebagainya (Giunta, 2017). Shenila Janmohamed (2016) dalam buku Generation M: Young Muslim Changing The World menyebutnya dengan istilah generasi M, yaitu kalangan muda yang religius namun sekaligus modern. Rideout et.al, (2010) menggunakan istilah generasi M2 dimana pada usia 8-18 tahun generasi ini lebih banyak menghabiskan waktu berinteraksi dengan media genre baru (new media) seperti komputer, internet dan video games. Generasi z besar kemungkinannya tidak sempat menjalani kehidupan analog, namun langsung masuk dalam lingkungan digital. Silahkan Saudara buktikan dan amati, jarang dijumpai generasi z masih mendengarkan siaran radio, memutar CD, memutar kaset video, dan menonton televisi. Interaksi dengan media generasi sebelumnya (old media) seperti televisi, media cetak, dan musik audio mulai berkurang intensitasnya. Fenomena ini bukan hanya merubah “apa” yang dipelajari, namun merubah cara “bagaimana” generasi z ini mempelajarinya. Di Indonesia generasi z bisa dikatagorikan mereka yang lahir sekitar tahun 1995 setelah layanan internet pertama oleh Indonet di Indonesia tersedia pada tahun 1994. Kesenjangan digital tidak lagi sekedar ditentukan faktor ekonomi seperti kepemilikan handphone, namun lebih disebabkan perbedaan tingkat literasi lintas antara generasi guru dan generasi peserta didik. Seperti apakah karakteristik generasi z? Mari kita cermati bersama-sama! 1. Generasi z menyukai kebebasan dalam belajar (self directed learning) mulai dari mendiagnosa kebutuhan belajar, menentukan tujuan belajar, 15 mengidentifikasi sumber belajar, memilih strategi belajar, dan mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. 2. Generasi z suka mempelajari hal-hal baru yang praktis sehingga mudah beralih fokus belajarnya meskipun memiliki kecukupan waktu untuk mempelajarinya. 3. Merasa nyaman dengan lingkungan yang terhubung dengan jaringan internet karena memenuhi hasrat berselancar, berkreasi, berkolaborasi, dan membantu berbagi informasi sebagai bentuk partisipasi. 4. Generasi z lebih suka berkomunikasi dengan gambar images, ikon, dan simbolsimbol daripada teks. Generasi z tidak betah berlama-lama untuk mendengarkan ceramah guru, sehingga lebih tertarik bereksplorasi daripada mendengarkan penjelasan guru. 5. Memiliki rentang perhatian pendek (short attention span) atau dengan kata lain sulit untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu lama. Generasi z terbiasa bersentuhan dengan teknologi tinggi dengan aksesibilitas cepat misalnya smartphone. Rentang perhatian manusia semakin pendek ada di kisaran 8 detik (Glum, 2015). 6. Berinteraksi secara kompleks dengan media seperti smartphone, televisi, laptop, desktop, dan iPod. Silahkan Saudara amati adakah fenomena seorang peserta didik mengetik dengan laptop sambil melacak informasi lewat smartphone sekaligus menonton televisi? 7. Generasi z lebih suka membangun eksistensi di media sosial daripada di lingkungan nyata dan cenderung memilih menggunakan aplikasi seperti Snapchat, Secret dan Whisper daripada whatsapp. Guna lebih memahami karakteristik generasi z silahkan Saudara saksikan tayangan video di http://bit.ly/2JXCcuy kemudian renungkanlah apakah peserta didik-peserta didik yang ada di daerah masing-masing ada kecenderungan karakteristik yang sama? Berdasarkan video tersebut Saudara renungkan dan pikirkan sejenak, lalu mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut; 1. Apakah Saudara dalam keseharian menghadapi peserta didik yang memiliki ciri-ciri serta harapan yang sama dengan yang ada di video? Apabila berbeda 16 karena Saudara bertugas di daerah terpencil, apakah fenomena dalam video diyakini juga akan terjadi pada peserta didik di daerah Saudara? 2. Menurut Saudara sebaiknya kita mempertahankan cara mengajar selama ini atau menyesuaikan dengan melakukan perubahan atau antisipasi? 3. Apakah peserta didik mengekpresikan kejenuhannya dengan bermain game dan berselancar di dunia maya yang tidak edukatif? 4. Apakah Saudara menganggap kegemaran generasi z sebagai gangguan yang harus diberhentikan atau dipandang modalitas belajar yang harus disalurkan? 5. Perubahan-perubahan apa saja yang perlu dilakukan sesuai kondisi Saudara dan kondisi peserta didik di daerah masing-masing? 6. Peran apa yang seharusnya dilakukan Saudara dalam memfasilitasi peserta didik abad 21? Silahkan direnungkan dan didiskusikan bersama dengan teman-teman Saudara. Namun, bagaimanapun peserta didik sulit menghindarkan diri dari dampak teknologi, dimana pertumbuhan penggunaan perangkat teknologi tentu akan meningkat. Generasi muda perlu diarahkan untuk mengambil manfaat maksimal dari TIK untuk pembelajaran tanpa memasung kebebasan namun justeru memberikan saluran ke arah yang positif. Bukankah Saudara tidak menginginkan peserta didik menjadi objek dari teknologi tanpa bisa mendapatkan manfaat positif? Teknologi di satu sisi memberikan dampak negatif apabila salah dalam memanfaatkan, sementara di satu sisi dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Banyak kasus peserta didik yang mengalami kecanduan game sehingga mengalami gangguan kejiwaan yang merugikan perkembangan peserta didik. Di sinilah peran penting Saudara dalam membantu peserta didik dalam menghadapi pembelajaran abad 21. Saudara guru abad 21 idealnya canggih, berempati, mampu memahami peserta didik, selalu tampil memesona dan menjadi mitra belajar yang dekat bagi peserta didik. 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini